Kurikulum 2013 Kurang Sosialisasi

Bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2014-2015, kurikulum 2013 kembali diterapkan. Meski 11 SD di Kabupaten Gunungkidul telah menjadi percontohan pelaksanaan kurikulum tersebut, sosialisasi lebih lanjut tetap dibutuhkan.
Kepala Sekolah SD Negeri I Wonosari, Dwi Rukmi Endang mengatakan sejak tahun ajaran 2013-2014, sekolahnya menjadi salah satu sekolah yang menjadi percontohan pelaksanaan kurikulum 2013. Sistem pendidikan ini baru diterapkan untuk kelas 1 dan kelas 4. Meski demikian, mulai tahun ini, jumlah kelas yang menerapkan kurikulum baru bertambah. Pasalnya, kecuali kelas 3 dan kelas 6, seluruh kelas akan menerapkannya.Menurut dia, banyak sekali perubahan-perubahan terkait metode pembelajaran dalam kurikulum 2013. Salah satunya, mata pelajaraan tak lagi menjadi hal utama. Pembelajaran lebih difokuskan pada kegiatan tematik. Dimana, dalam kegiatan tersebut sudah mencakup beberapa mata pelajaran.
“Jelas beda, wong dari penerimaan rapot juga berbeda. Kalau dulu berbentuk nilai, maka mulai saat ini akan berbentuk laporan dengan narasi,” ungkapnya.
Endang menjelaskan, dalam kurikulum baru ini lebih mengedepankan pada minat dan bakat yang dimiliki oleh seorang siswa. karena, pembelajaran yang diberikan bukan hanya berpatok pada mata pelajaran, tapi lebih kepada tema-tema yang ada di sekitar masyarakat. Meski demikian, dari percontohan yang dilakukan selama setahun belakang, pelaksanaan kurikulum baru masih butuh sosialisasi. Pasalnya, banyak orang tua murid yang belum mengetahui akan penerapan metode pengajaran baru tersebut.
sumber: http://www.solopos.com/2014/07/03/kurikulum-2013-butuh-sosialisasi-lebih-lanjut-516923

Suka artikel ini ?

About RaffaRazka

Admin Blog

Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan